Sabtu, 07 April 2018

TES BAKAT

KONSEP BAKAT DAN MINAT JABATAN


A.    Pengertian  Bakat
1.    Semiawan (dalam Alex Sobur, 2003: 180) mengartikab bakat (aptitude) sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar perlu terwujud.
2.    Alex Sobur (2003: 181) juga mengartikan bakat sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengethuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).
3.    Warren (dalam Wayan Nurkancana, 1993: 191) bakat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan satu atau beberapa pengalaman keahlian atau suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa, musik, dll.
4.    Crow and Crow (dalam Wayan Nurkancana, 1993: 191) mendefinisikan bakat sebagai suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku seseorang pada suatu lapangan keahlian tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bakat merupakan disposisi. Disposisi tersebut bisa saja berkembang bahkan mungkin juga akan kuncup sebelum berkembang (tidak berkembang).
5.    Wayan Nurkancana (1993:192) mengartikan bakat sebagai suatu disposisi. Disposisi itu dapat berkembang tetapi mungkin pula tidak berkembang. Hal ini tergantung pada latihan/pendidikan yang diberikan. Apabila disposisi itu mendapat latihan/pendidikan yang cukup memadai, maka disposisi itu akan berkembang menjadi kecakap nyata.
6.    Bakat adalah karakteristik psikologis tiap individu yang dapat meramalkan perbedaan diantara individu dalam belajar atau situasi latihan. Dengan kata lain, bakat juga dapat diartikan proses dan kempuan kognitif lebih dari karakteristik kepribadian dan emosional (Reschly, Robinson-Zahartu dalam A. Muri Yusuf, 2011: 351).
7.    Freeman (dalam Perwiradara, 2017) mengartikan bakat sebagai sifat-sifat yang menunjukan kemampuan dalam bidang khusus dan dapat diasah dengan latihan-latihan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan atau potensi khusus yang menonjol pada diri seseorang yang dapat diasah atau dilatih dan dikembangkan melalui latihan-latihan.
B.     Teori tentang Bakat
Teori-teori yang mendasari tes bakat (dalam Perwiradara, 2017) yaitu:
1.      Teori dua faktor
        Dipelopori oleh Spearman, yang menerangkan bahwa setiap aktifitas mental ditunjukkan oleh faktor yang spesifik (s) yang berbeda
        Semua faktor yg spesifik tsb, scr bersama-sama membentuk single common factor yang disebut faktor general (g).
        Jadi setiap perilaku akan terdiri dari faktor s yang berbeda ttp memiliki faktor g yg sama
2.      Teori Primary mental ability
        Kemampuan mental primer meliputi pemahaman verbal (V), kelancaran verbal (W), angka (N), ruang (S), ingatan asosiasi (M), kecepatan persepsi (P), induksi (I) atau penalaran umum (R)
3.      Teori Struktur Intelek dari Guilford
     Memandang inteligensi memiliki tiga dimensi yaitu operasi, isi dan produk
     Berdasarkan teori ini setiap mns memiliki 120 kemampuan
     Guilford menyebutkan dimensi bakat meliputi persepsi, psikomotorik dan intelek
     Dimensi persepsi yang diukur adalah kepekaan pancaindra yang berhubungan dgn perhatian/persiapan dlm melakukan observasi , spt kepekaan penglihatan, pendengaran
     Dimensi psikomotorik yg diukur meliputi kekuatan, kecepatan, kecepatan permulaan suatu aktivitas, ketepatan, koordinasi dan fleksibilitas gerakan.
     Dimensi intelek meliputi ingatan dan berpikir
4.      Teori yang melandasi tes bakat secara umum
        Berdasarkan teori multifaktor tesebut disusunlah baterei tes bakat yang memberikan rekomendasi untuk melakukan analisis diferensial seperti FACT, DAT, GATB
        Selain itu tes bakat juga ada yang berdasar pada teori bakat spesifik, yang memandang bahwa masing-masing bakat itu pilah, tidak saling berhubungan.
C.    Tujuan Pengukuran Bakat
Adapun tujuan dari tes bakat menurut Wayan Nurkancana (1993: 206) yaitu:
1.      Untuk memberikan pengarahan/bimbingan kepada siswa tentang jenis studi mana yang sebaiknya  diikuti
2.      Untuk memberikan pengarahan/bimbingan kepada siswa tentang jenis atau jabatan apa yang cocok untuk dipangku oleh anak tersebut.
3.      Untuk mengadakan seleksi terhadap pelamar dalam suatu jenis pendidikan atau jabatan tertentu.
Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell (2011: 362) mengemukakan bahwa tes bakat banyak digunakan oleh para konselor karena lain untuk:
1.      Mengidentifikasi kemampuan potensial yang tidak disadari oleh individu
2.      Mendukung pengembangan kemampuan istimewa dan potensial individu tertentu
3.      Menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara alternatif-alternatif yang ada
4.      Membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa diantisipasi individu
5.      Berguna untuk mengelompokkan individu dengan bakat serupa sebagai tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan.

Selanjutnya, tujuan diadakannya tes bakat yaitu:
1.    Untuk mengukur bakat atau kemampuan yang mungkin telah dikembangkan atau masih terpendam dan tidak dipergunakan.
2.    Dapat membantu seseorang untuk mengerti sesuatu yang mungkin dapat atau tidak dapat berhasil dikerjakannya.
D.    Jenis-jenis Tes Bakat
Pada umumnya tes bakat yang digunakan dalam dunia pendidikan dan bimbingan diklasifikasi menjadi dua, yaitu tes bakat rangkaian dan tes bakat tunggal (Wayan Nurkancana, 1993: 203-205).
1.    Tes bakat rangkaian (Bateray Aptitude test)
Tes bakat rangkaian adalah suatu tes bakat yang mengukur sejumlah bakat tertentu. Yang termasuk kedalam tes bakat ini adalah:
a.       Differential Aptitude Test (Tes Bakat Pembedaan)
Differential aptitude test (DAT), dikembangkan pada tahun 1947 dengan memandukan prosedur ilmiah dan prosedur pembakuan untuk mengungkap kemampuan (ability) pria dan wanita pada para siswa kelas IX SMP sampai dengan siswa kelas XII SMA/SMK untuk tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan karir. Tes ini juga digunakan dalam konseling pendidikan dan konseling karir bagi para pemuda remaja yang telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan tenaga kerja. Tes ini juga dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor dalam membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling dan bagi para psikolog dalam membantu kliennya. Yang termasuk dalam baterai Differentian aptitude test (DAT) adalah sebagai berikut:
1)         Tes Kemampuan Verbal (Verbal Reasoning)
Sebagai kemampuan memberikan pengertian dalam hal bahasa. Untuk mengetahui seberapa jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Selain itu untuk mengetahui seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
2)    Tes Kemampuan Numerik (Numerical Reasoning)
Sebagai kemampuan dalam hal hitungan angka. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah dengan angka-angka.
3)    Tes Penalaran abstrak (Abstract Reasoning)
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum testee. Kemampuan dalam memberikan pengertian dan pemahaman materi yang bersifat abstrak.
4)    Tes Kecepatan dan Ketelitian (Clerical speed and accurary)
Kemampuan di dalam hal kecepatan dan ketelitian. Tujuannya adalah untuk  mengukur kecepatan memberi jawaban atau tanggapan dalam suatu persepsi sederhana, mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat, kemampuan memberi tanggapan. Untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan atau ramu meramu yang sangat diperlukan di kantor-kantor, laboratorium, perusahaan dagang, gudang, dan tempat- tempat lain. 
5)    Tes Pengertian Mekanik (Machanical Reasoning)
Kemampuan di dalam hubungannya dengan permesinan. Mengukur aspek daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika, yang merupakan salah satu faktor intelligensi dalam arti luas. Penyajian tes ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar lima sampai dengan sepuluh menit.
Tujuan tes ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk memilih pekerjaan. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain tukang kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, dan perakit (assembler).
Tes ini juga untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah sebagaimana terlihat dalam kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang mengerti tata kerja atau hokum-hukum, yang berlaku dalam perkakas-perkakas sederhana, mesin-mesin, dan peralatan-peralatan.
6)    Tes Ruang Bidang (Space Relation)
Kemampuan dalam hubungannya dengan ruang. Tes ini mengukur kemampuan berpikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal. Waktu penyajian total waktu sekitar delapan menit dengan perincian tiga menit untuk memberikan penjelasan dan lima menit untuk mengerjakan soal.
7)    Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language Usage)
Mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, tanda baca, dan penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik seseorang mengeja kata dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia
b.    The General Aptitude Test Battery (GATB)
The general aptitude test battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united state employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes. Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang berhubungan dengan jabatan yang berorientasi pada beberapa tes bakat baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan tertulis serta empat perangkat tes.
Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru pembimbing) dalam memberikan bantuan terhadap klien, terutama untuk:
1)   Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan bekat-bakatnya.
2)   Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan bakat-bakatnya, dalam berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja (menggunakan norma-norma populasi pekerjaan umum).
3)   Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus (menggunakan norma-norma tes bakat baterai khusus).
4)   Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan (menggunakan norma-norma pola tes bakat jabatan)
5)   Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu (menggunakan semua norma yang telah dikemukakan dalam b,c,dan d di atas)
c.    Kraeplin
Tes kraeplin adalah tes bakat tuggal. Tes kraeplin ini untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor- factor yang diungkap dalam tes ini adalah:
a.    Kecepatan kerja (Panker), yang ditunjukan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes.
b.    Ketelitian kerja (Tianker), yang ditunjukan pada berapa kesalahan (salah+loncatan) yang diperbuatdalam mengerjakan tes.
c.    Keajegan kerja (Janker), yang ditunjukan dengan irama kerja seseorang di dalam mengerjakan tes.
Ketahanan kerja (Hanker), yaitu ditunjukan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.
2.      Tes bakat tunggal (Single Aptitude Test)
Yang dimaksud dengan tes bakat tunggal adalah tes bakat yang hanya mengukur satu jenis bakat saja. Yang termasuk tes bakat tunggal adalah:
a.       Bannet Mechanical Comprehension Tes
Tes ini disusun untuk mengukur bakat mekanis.  Tes ini merupakan tes tertulis (paper and pencil test). Tes ini dapat diberikan secara berkelompok, tetapi dapat juga diberikan secara individual.
Contohnya, diberikan dua gambar yang sejenis, namun memiliki kegunaan yang tepat. Dan peserta diminta untuk memilih satu gambar yang tepat sesuai dengan pertanyaan.
b.      Coonor finger Dexterity tes
Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan bekerja dengan jari, tangan dan lengan secara cepat dan terampil. Contoh itemnya antara lain menyuruh subyek memasukkan sejumlah jarum yang ukurannya berbeda-beda ke dalam plat baja berlubang-lubang sesuai degan ukurang jarum-jarum tersebut secara cepat dan tepat.
Tes ini merupakan tes tindakan dan dilaksanakan secara individual. Skor yang diperoleh dalam tes ini dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan seseorang dalam reparasi radio, reparasi jam dan sejenisnya.
c.       Musical aptitude test
Aspek yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan membedakan tinnggi nada, kemampuan membedakan intensitas nada, kemampuan membedakan panjang pendek nada, dan kemampuan untuk menafsirkan apakah dua buah irama yang diperdengarkan itu berbeda atau tidak.
d.      Horn art aptitude test
Tes ini diterbitkan oleh C.H. Stoelting Co. Pada tahun 1951. Tes ini terdiri dari pasangan-pasangan gambar. Gambar yang satu dibuat lebih artistik dari gambar yang lainnya. Subyek disuruh memilih mana gambar yang lebih artistik.
e.       Minnesota vocational test for clerical worker
Tes ini diterbitkan pada tahun 1933. Tes ini terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk pasangan angka-angka, dan bentuk pasangan nama-nama. Subjek disuruh menentukan apakah pasangan-pasangan tersebut sama atau berbeda.
Tujuan dari tes ini adalah untuk meramalkan kemampuan seseorang memangku jabatan administrasi, tukang ketik, pemegang buku, stenografis dan sebagainya.
E.     Penggunaan Tes Bakat
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1997: 109) bakat atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekai digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan khususnya dalam rangka program layanan bimbingan karir, umumnya dalam program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemampuan individu siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemahaman diri) terutama bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan keputusan kariernya di masa depan.







KEPUSTAKAAN
A.      Muri Yusuf. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.

Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Dewa Ketut Sukardi. 1997. Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Wayan Nurkancana. 1993. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.

Perwiradara. 2017. Konsep Bakat dan Tes Bakat. http://robikanwardani.blogspot.co.id. Diakses 30 Oktober 2017.

Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



TES BAKAT

KONSEP BAKAT DAN MINAT JABATAN


A.    Pengertian  Bakat
1.    Semiawan (dalam Alex Sobur, 2003: 180) mengartikab bakat (aptitude) sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar perlu terwujud.
2.    Alex Sobur (2003: 181) juga mengartikan bakat sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengethuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).
3.    Warren (dalam Wayan Nurkancana, 1993: 191) bakat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan satu atau beberapa pengalaman keahlian atau suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa, musik, dll.
4.    Crow and Crow (dalam Wayan Nurkancana, 1993: 191) mendefinisikan bakat sebagai suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku seseorang pada suatu lapangan keahlian tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bakat merupakan disposisi. Disposisi tersebut bisa saja berkembang bahkan mungkin juga akan kuncup sebelum berkembang (tidak berkembang).
5.    Wayan Nurkancana (1993:192) mengartikan bakat sebagai suatu disposisi. Disposisi itu dapat berkembang tetapi mungkin pula tidak berkembang. Hal ini tergantung pada latihan/pendidikan yang diberikan. Apabila disposisi itu mendapat latihan/pendidikan yang cukup memadai, maka disposisi itu akan berkembang menjadi kecakap nyata.
6.    Bakat adalah karakteristik psikologis tiap individu yang dapat meramalkan perbedaan diantara individu dalam belajar atau situasi latihan. Dengan kata lain, bakat juga dapat diartikan proses dan kempuan kognitif lebih dari karakteristik kepribadian dan emosional (Reschly, Robinson-Zahartu dalam A. Muri Yusuf, 2011: 351).
7.    Freeman (dalam Perwiradara, 2017) mengartikan bakat sebagai sifat-sifat yang menunjukan kemampuan dalam bidang khusus dan dapat diasah dengan latihan-latihan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan atau potensi khusus yang menonjol pada diri seseorang yang dapat diasah atau dilatih dan dikembangkan melalui latihan-latihan.
B.     Teori tentang Bakat
Teori-teori yang mendasari tes bakat (dalam Perwiradara, 2017) yaitu:
1.      Teori dua faktor
        Dipelopori oleh Spearman, yang menerangkan bahwa setiap aktifitas mental ditunjukkan oleh faktor yang spesifik (s) yang berbeda
        Semua faktor yg spesifik tsb, scr bersama-sama membentuk single common factor yang disebut faktor general (g).
        Jadi setiap perilaku akan terdiri dari faktor s yang berbeda ttp memiliki faktor g yg sama
2.      Teori Primary mental ability
        Kemampuan mental primer meliputi pemahaman verbal (V), kelancaran verbal (W), angka (N), ruang (S), ingatan asosiasi (M), kecepatan persepsi (P), induksi (I) atau penalaran umum (R)
3.      Teori Struktur Intelek dari Guilford
     Memandang inteligensi memiliki tiga dimensi yaitu operasi, isi dan produk
     Berdasarkan teori ini setiap mns memiliki 120 kemampuan
     Guilford menyebutkan dimensi bakat meliputi persepsi, psikomotorik dan intelek
     Dimensi persepsi yang diukur adalah kepekaan pancaindra yang berhubungan dgn perhatian/persiapan dlm melakukan observasi , spt kepekaan penglihatan, pendengaran
     Dimensi psikomotorik yg diukur meliputi kekuatan, kecepatan, kecepatan permulaan suatu aktivitas, ketepatan, koordinasi dan fleksibilitas gerakan.
     Dimensi intelek meliputi ingatan dan berpikir
4.      Teori yang melandasi tes bakat secara umum
        Berdasarkan teori multifaktor tesebut disusunlah baterei tes bakat yang memberikan rekomendasi untuk melakukan analisis diferensial seperti FACT, DAT, GATB
        Selain itu tes bakat juga ada yang berdasar pada teori bakat spesifik, yang memandang bahwa masing-masing bakat itu pilah, tidak saling berhubungan.
C.    Tujuan Pengukuran Bakat
Adapun tujuan dari tes bakat menurut Wayan Nurkancana (1993: 206) yaitu:
1.      Untuk memberikan pengarahan/bimbingan kepada siswa tentang jenis studi mana yang sebaiknya  diikuti
2.      Untuk memberikan pengarahan/bimbingan kepada siswa tentang jenis atau jabatan apa yang cocok untuk dipangku oleh anak tersebut.
3.      Untuk mengadakan seleksi terhadap pelamar dalam suatu jenis pendidikan atau jabatan tertentu.
Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell (2011: 362) mengemukakan bahwa tes bakat banyak digunakan oleh para konselor karena lain untuk:
1.      Mengidentifikasi kemampuan potensial yang tidak disadari oleh individu
2.      Mendukung pengembangan kemampuan istimewa dan potensial individu tertentu
3.      Menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara alternatif-alternatif yang ada
4.      Membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa diantisipasi individu
5.      Berguna untuk mengelompokkan individu dengan bakat serupa sebagai tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan.

Selanjutnya, tujuan diadakannya tes bakat yaitu:
1.    Untuk mengukur bakat atau kemampuan yang mungkin telah dikembangkan atau masih terpendam dan tidak dipergunakan.
2.    Dapat membantu seseorang untuk mengerti sesuatu yang mungkin dapat atau tidak dapat berhasil dikerjakannya.
D.    Jenis-jenis Tes Bakat
Pada umumnya tes bakat yang digunakan dalam dunia pendidikan dan bimbingan diklasifikasi menjadi dua, yaitu tes bakat rangkaian dan tes bakat tunggal (Wayan Nurkancana, 1993: 203-205).
1.    Tes bakat rangkaian (Bateray Aptitude test)
Tes bakat rangkaian adalah suatu tes bakat yang mengukur sejumlah bakat tertentu. Yang termasuk kedalam tes bakat ini adalah:
a.       Differential Aptitude Test (Tes Bakat Pembedaan)
Differential aptitude test (DAT), dikembangkan pada tahun 1947 dengan memandukan prosedur ilmiah dan prosedur pembakuan untuk mengungkap kemampuan (ability) pria dan wanita pada para siswa kelas IX SMP sampai dengan siswa kelas XII SMA/SMK untuk tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan karir. Tes ini juga digunakan dalam konseling pendidikan dan konseling karir bagi para pemuda remaja yang telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan tenaga kerja. Tes ini juga dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor dalam membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling dan bagi para psikolog dalam membantu kliennya. Yang termasuk dalam baterai Differentian aptitude test (DAT) adalah sebagai berikut:
1)         Tes Kemampuan Verbal (Verbal Reasoning)
Sebagai kemampuan memberikan pengertian dalam hal bahasa. Untuk mengetahui seberapa jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Selain itu untuk mengetahui seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
2)    Tes Kemampuan Numerik (Numerical Reasoning)
Sebagai kemampuan dalam hal hitungan angka. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah dengan angka-angka.
3)    Tes Penalaran abstrak (Abstract Reasoning)
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum testee. Kemampuan dalam memberikan pengertian dan pemahaman materi yang bersifat abstrak.
4)    Tes Kecepatan dan Ketelitian (Clerical speed and accurary)
Kemampuan di dalam hal kecepatan dan ketelitian. Tujuannya adalah untuk  mengukur kecepatan memberi jawaban atau tanggapan dalam suatu persepsi sederhana, mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat, kemampuan memberi tanggapan. Untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan atau ramu meramu yang sangat diperlukan di kantor-kantor, laboratorium, perusahaan dagang, gudang, dan tempat- tempat lain. 
5)    Tes Pengertian Mekanik (Machanical Reasoning)
Kemampuan di dalam hubungannya dengan permesinan. Mengukur aspek daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika, yang merupakan salah satu faktor intelligensi dalam arti luas. Penyajian tes ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar lima sampai dengan sepuluh menit.
Tujuan tes ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk memilih pekerjaan. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain tukang kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, dan perakit (assembler).
Tes ini juga untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah sebagaimana terlihat dalam kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang mengerti tata kerja atau hokum-hukum, yang berlaku dalam perkakas-perkakas sederhana, mesin-mesin, dan peralatan-peralatan.
6)    Tes Ruang Bidang (Space Relation)
Kemampuan dalam hubungannya dengan ruang. Tes ini mengukur kemampuan berpikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal. Waktu penyajian total waktu sekitar delapan menit dengan perincian tiga menit untuk memberikan penjelasan dan lima menit untuk mengerjakan soal.
7)    Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language Usage)
Mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, tanda baca, dan penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik seseorang mengeja kata dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia
b.    The General Aptitude Test Battery (GATB)
The general aptitude test battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united state employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes. Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang berhubungan dengan jabatan yang berorientasi pada beberapa tes bakat baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan tertulis serta empat perangkat tes.
Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru pembimbing) dalam memberikan bantuan terhadap klien, terutama untuk:
1)   Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan bekat-bakatnya.
2)   Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan bakat-bakatnya, dalam berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja (menggunakan norma-norma populasi pekerjaan umum).
3)   Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus (menggunakan norma-norma tes bakat baterai khusus).
4)   Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan (menggunakan norma-norma pola tes bakat jabatan)
5)   Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu (menggunakan semua norma yang telah dikemukakan dalam b,c,dan d di atas)
c.    Kraeplin
Tes kraeplin adalah tes bakat tuggal. Tes kraeplin ini untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor- factor yang diungkap dalam tes ini adalah:
a.    Kecepatan kerja (Panker), yang ditunjukan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes.
b.    Ketelitian kerja (Tianker), yang ditunjukan pada berapa kesalahan (salah+loncatan) yang diperbuatdalam mengerjakan tes.
c.    Keajegan kerja (Janker), yang ditunjukan dengan irama kerja seseorang di dalam mengerjakan tes.
Ketahanan kerja (Hanker), yaitu ditunjukan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.
2.      Tes bakat tunggal (Single Aptitude Test)
Yang dimaksud dengan tes bakat tunggal adalah tes bakat yang hanya mengukur satu jenis bakat saja. Yang termasuk tes bakat tunggal adalah:
a.       Bannet Mechanical Comprehension Tes
Tes ini disusun untuk mengukur bakat mekanis.  Tes ini merupakan tes tertulis (paper and pencil test). Tes ini dapat diberikan secara berkelompok, tetapi dapat juga diberikan secara individual.
Contohnya, diberikan dua gambar yang sejenis, namun memiliki kegunaan yang tepat. Dan peserta diminta untuk memilih satu gambar yang tepat sesuai dengan pertanyaan.
b.      Coonor finger Dexterity tes
Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan bekerja dengan jari, tangan dan lengan secara cepat dan terampil. Contoh itemnya antara lain menyuruh subyek memasukkan sejumlah jarum yang ukurannya berbeda-beda ke dalam plat baja berlubang-lubang sesuai degan ukurang jarum-jarum tersebut secara cepat dan tepat.
Tes ini merupakan tes tindakan dan dilaksanakan secara individual. Skor yang diperoleh dalam tes ini dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan seseorang dalam reparasi radio, reparasi jam dan sejenisnya.
c.       Musical aptitude test
Aspek yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan membedakan tinnggi nada, kemampuan membedakan intensitas nada, kemampuan membedakan panjang pendek nada, dan kemampuan untuk menafsirkan apakah dua buah irama yang diperdengarkan itu berbeda atau tidak.
d.      Horn art aptitude test
Tes ini diterbitkan oleh C.H. Stoelting Co. Pada tahun 1951. Tes ini terdiri dari pasangan-pasangan gambar. Gambar yang satu dibuat lebih artistik dari gambar yang lainnya. Subyek disuruh memilih mana gambar yang lebih artistik.
e.       Minnesota vocational test for clerical worker
Tes ini diterbitkan pada tahun 1933. Tes ini terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk pasangan angka-angka, dan bentuk pasangan nama-nama. Subjek disuruh menentukan apakah pasangan-pasangan tersebut sama atau berbeda.
Tujuan dari tes ini adalah untuk meramalkan kemampuan seseorang memangku jabatan administrasi, tukang ketik, pemegang buku, stenografis dan sebagainya.
E.     Penggunaan Tes Bakat
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1997: 109) bakat atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekai digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan khususnya dalam rangka program layanan bimbingan karir, umumnya dalam program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemampuan individu siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemahaman diri) terutama bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan keputusan kariernya di masa depan.







KEPUSTAKAAN
A.      Muri Yusuf. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.

Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Dewa Ketut Sukardi. 1997. Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Wayan Nurkancana. 1993. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.

Perwiradara. 2017. Konsep Bakat dan Tes Bakat. http://robikanwardani.blogspot.co.id. Diakses 30 Oktober 2017.

Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.