KONSEP BAKAT DAN
MINAT JABATAN
A.
Pengertian
Bakat
1. Semiawan
(dalam Alex Sobur, 2003: 180) mengartikab bakat (aptitude) sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih agar perlu terwujud.
2. Alex
Sobur (2003: 181) juga mengartikan bakat sebagai kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengethuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum
(misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).
3. Warren
(dalam Wayan Nurkancana, 1993: 191) bakat didefinisikan sebagai suatu kondisi
atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang
untuk memperoleh dengan melalui latihan satu atau beberapa pengalaman keahlian
atau suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa, musik, dll.
4. Crow
and Crow (dalam Wayan Nurkancana, 1993: 191) mendefinisikan bakat sebagai suatu
kualitas yang nampak pada tingkah laku seseorang pada suatu lapangan keahlian
tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bakat merupakan disposisi. Disposisi
tersebut bisa saja berkembang bahkan mungkin juga akan kuncup sebelum
berkembang (tidak berkembang).
5. Wayan
Nurkancana (1993:192) mengartikan bakat sebagai suatu disposisi. Disposisi itu
dapat berkembang tetapi mungkin pula tidak berkembang. Hal ini tergantung pada
latihan/pendidikan yang diberikan. Apabila disposisi itu mendapat
latihan/pendidikan yang cukup memadai, maka disposisi itu akan berkembang
menjadi kecakap nyata.
6. Bakat
adalah karakteristik psikologis tiap individu yang dapat meramalkan perbedaan
diantara individu dalam belajar atau situasi latihan. Dengan kata lain, bakat
juga dapat diartikan proses dan kempuan kognitif lebih dari karakteristik
kepribadian dan emosional (Reschly, Robinson-Zahartu dalam A. Muri Yusuf, 2011:
351).
7. Freeman
(dalam Perwiradara, 2017) mengartikan bakat sebagai sifat-sifat yang menunjukan
kemampuan dalam bidang khusus dan dapat diasah dengan latihan-latihan.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan atau potensi khusus yang menonjol pada
diri seseorang yang dapat diasah atau dilatih dan dikembangkan melalui
latihan-latihan.
B.
Teori
tentang Bakat
Teori-teori
yang mendasari tes bakat (dalam Perwiradara, 2017) yaitu:
1. Teori
dua faktor
•
Dipelopori oleh Spearman, yang
menerangkan bahwa setiap aktifitas mental ditunjukkan oleh faktor yang spesifik
(s) yang berbeda
•
Semua faktor yg spesifik tsb, scr
bersama-sama membentuk single common factor yang disebut faktor general
(g).
•
Jadi setiap perilaku akan terdiri dari
faktor s yang berbeda ttp memiliki faktor g yg sama
2. Teori
Primary mental ability
•
Kemampuan mental primer meliputi
pemahaman verbal (V), kelancaran verbal (W), angka (N), ruang (S), ingatan
asosiasi (M), kecepatan persepsi (P), induksi (I) atau penalaran umum (R)
3. Teori
Struktur Intelek dari Guilford
• Memandang
inteligensi memiliki tiga dimensi yaitu operasi, isi dan produk
• Berdasarkan
teori ini setiap mns memiliki 120 kemampuan
• Guilford
menyebutkan dimensi bakat meliputi persepsi, psikomotorik dan intelek
• Dimensi
persepsi yang diukur adalah kepekaan pancaindra yang berhubungan dgn
perhatian/persiapan dlm melakukan observasi , spt kepekaan penglihatan,
pendengaran
• Dimensi
psikomotorik yg diukur meliputi kekuatan, kecepatan, kecepatan permulaan suatu
aktivitas, ketepatan, koordinasi dan fleksibilitas gerakan.
• Dimensi
intelek meliputi ingatan dan berpikir
4. Teori
yang melandasi tes bakat secara umum
•
Berdasarkan teori multifaktor tesebut
disusunlah baterei tes bakat yang memberikan rekomendasi untuk melakukan
analisis diferensial seperti FACT, DAT, GATB
•
Selain itu tes bakat juga ada yang
berdasar pada teori bakat spesifik, yang memandang bahwa masing-masing bakat
itu pilah, tidak saling berhubungan.
C.
Tujuan
Pengukuran Bakat
Adapun tujuan dari tes bakat
menurut Wayan Nurkancana (1993: 206) yaitu:
1. Untuk
memberikan pengarahan/bimbingan kepada siswa tentang jenis studi mana yang
sebaiknya diikuti
2. Untuk
memberikan pengarahan/bimbingan kepada siswa tentang jenis atau jabatan apa
yang cocok untuk dipangku oleh anak tersebut.
3. Untuk
mengadakan seleksi terhadap pelamar dalam suatu jenis pendidikan atau jabatan
tertentu.
Robert L.
Gibson & Marianne H. Mitchell (2011: 362) mengemukakan bahwa tes bakat
banyak digunakan oleh para konselor karena lain untuk:
1. Mengidentifikasi kemampuan potensial
yang tidak disadari oleh individu
2. Mendukung pengembangan kemampuan
istimewa dan potensial individu tertentu
3. Menyediakan informasi untuk membantu
individu membuat keputusan pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara
alternatif-alternatif yang ada
4. Membantu memprediksi tingkat sukses
akademis atau pekerjaan yang bisa diantisipasi individu
5. Berguna untuk mengelompokkan
individu dengan bakat serupa sebagai tujuan perkembangan kepribadian dan
pendidikan.
Selanjutnya, tujuan diadakannya tes bakat yaitu:
1. Untuk mengukur bakat atau kemampuan
yang mungkin telah dikembangkan atau masih terpendam dan tidak dipergunakan.
2. Dapat membantu seseorang untuk
mengerti sesuatu yang mungkin dapat atau tidak dapat berhasil dikerjakannya.
D.
Jenis-jenis
Tes Bakat
Pada
umumnya tes bakat yang digunakan dalam dunia pendidikan dan bimbingan
diklasifikasi menjadi dua, yaitu tes bakat rangkaian dan tes bakat tunggal
(Wayan Nurkancana, 1993: 203-205).
1.
Tes bakat rangkaian (Bateray
Aptitude test)
Tes
bakat rangkaian adalah suatu tes bakat yang mengukur sejumlah bakat tertentu.
Yang termasuk kedalam tes bakat ini adalah:
a. Differential Aptitude Test (Tes Bakat Pembedaan)
Differential aptitude test (DAT),
dikembangkan pada tahun 1947 dengan memandukan prosedur ilmiah dan prosedur
pembakuan untuk mengungkap kemampuan (ability) pria dan wanita pada para siswa
kelas IX SMP sampai dengan siswa kelas XII SMA/SMK untuk tujuan bimbingan
kependidikan dan bimbingan karir. Tes ini juga digunakan dalam konseling
pendidikan dan konseling karir bagi para pemuda remaja yang telah menyelesaikan
pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan tenaga kerja. Tes ini juga
dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor dalam membantu memberikan
layanan bimbingan dan konseling dan bagi para psikolog dalam membantu kliennya.
Yang termasuk dalam baterai Differentian aptitude test (DAT) adalah sebagai
berikut:
1)
Tes
Kemampuan Verbal (Verbal Reasoning)
Sebagai
kemampuan memberikan pengertian dalam hal bahasa. Untuk mengetahui seberapa
jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam
bentuk kata-kata. Selain itu untuk mengetahui seberapa mudah seseorang dapat
berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
2) Tes Kemampuan Numerik (Numerical
Reasoning)
Sebagai
kemampuan dalam hal hitungan angka. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang
dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk
angka-angka. Selain itu, seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan
masalah-masalah dengan angka-angka.
3) Tes Penalaran abstrak (Abstract
Reasoning)
Isi subtes
ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum testee. Kemampuan dalam
memberikan pengertian dan pemahaman materi yang bersifat abstrak.
4) Tes Kecepatan dan Ketelitian
(Clerical speed and accurary)
Kemampuan
di dalam hal kecepatan dan ketelitian. Tujuannya adalah untuk mengukur
kecepatan memberi jawaban atau tanggapan dalam suatu persepsi sederhana,
mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat, kemampuan memberi
tanggapan. Untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dapat menyelesaikan
tugas-tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan atau ramu meramu yang sangat
diperlukan di kantor-kantor, laboratorium, perusahaan dagang, gudang, dan
tempat- tempat lain.
5) Tes Pengertian Mekanik (Machanical
Reasoning)
Kemampuan
di dalam hubungannya dengan permesinan. Mengukur aspek daya penalaran di bidang
kerja mekanis dan prinsip fisika, yang merupakan salah satu faktor intelligensi
dalam arti luas. Penyajian tes ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit.
Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar lima sampai dengan sepuluh menit.
Tujuan tes
ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan
mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk
memilih pekerjaan. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain
tukang kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, dan perakit (assembler).
Tes ini
juga untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum
ilmu pengetahuan alamiah sebagaimana terlihat dalam kejadian sehari-hari yang
berhubungan dengan kehidupan. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang mengerti
tata kerja atau hokum-hukum, yang berlaku dalam perkakas-perkakas sederhana,
mesin-mesin, dan peralatan-peralatan.
6) Tes Ruang Bidang (Space Relation)
Kemampuan
dalam hubungannya dengan ruang. Tes ini mengukur kemampuan berpikir secara
visual dari bentuk geometris memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi
bentuk tiga dimensi. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara
klasikal. Waktu penyajian total waktu sekitar delapan menit dengan perincian
tiga menit untuk memberikan penjelasan dan lima menit untuk mengerjakan soal.
7) Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language
Usage)
Mengukur
kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, tanda baca, dan
penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik seseorang mengeja kata
dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia
b. The General Aptitude Test Battery
(GATB)
The general aptitude test battery (GATB) dikembangkan dalam
tahun 1940 oleh united state employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes
yang bisa dipergunakan untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari
penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan
pengembangan tes. Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang
berhubungan dengan jabatan yang berorientasi pada beberapa tes bakat baterai
yang mengukur sembilan bakat dalam delapan tertulis serta empat perangkat tes.
Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam bermacam-macam hal
untuk membantu koselor (guru pembimbing) dalam memberikan bantuan terhadap
klien, terutama untuk:
1) Pemahaman diri klien yang lebih
mendalam dalam hubungannya dengan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
bekat-bakatnya.
2) Menentukan di mana klien berada,
yang berhubungan dengan bakat-bakatnya, dalam berhubungan dengan orang lainnya
dalam angkatan kerja (menggunakan norma-norma populasi pekerjaan umum).
3) Menentukan potensi bakat klien untuk
jabatan khusus (menggunakan norma-norma tes bakat baterai khusus).
4) Menentukan potensi bakat-bakat klien
untuk mengelompokkan jabatan (menggunakan norma-norma pola tes bakat jabatan)
5) Menentukan potensi bakat klien dalam
pendidikan dan pelatihan tertentu (menggunakan semua norma yang telah
dikemukakan dalam b,c,dan d di atas)
c. Kraeplin
Tes kraeplin adalah tes bakat
tuggal. Tes kraeplin ini untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam
bekerja. Faktor- factor yang diungkap dalam tes ini adalah:
a. Kecepatan kerja (Panker), yang
ditunjukan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes.
b. Ketelitian kerja (Tianker), yang
ditunjukan pada berapa kesalahan (salah+loncatan) yang diperbuatdalam
mengerjakan tes.
c. Keajegan kerja (Janker), yang
ditunjukan dengan irama kerja seseorang di dalam mengerjakan tes.
Ketahanan kerja (Hanker), yaitu
ditunjukan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.
2.
Tes
bakat tunggal (Single Aptitude Test)
Yang dimaksud dengan tes bakat
tunggal adalah tes bakat yang hanya mengukur satu jenis bakat saja. Yang
termasuk tes bakat tunggal adalah:
a. Bannet
Mechanical Comprehension Tes
Tes ini disusun
untuk mengukur bakat mekanis. Tes ini
merupakan tes tertulis (paper and pencil test). Tes ini dapat diberikan secara
berkelompok, tetapi dapat juga diberikan secara individual.
Contohnya,
diberikan dua gambar yang sejenis, namun memiliki kegunaan yang tepat. Dan
peserta diminta untuk memilih satu gambar yang tepat sesuai dengan pertanyaan.
b. Coonor
finger Dexterity tes
Tes ini
dirancang untuk mengukur kemampuan bekerja dengan jari, tangan dan lengan
secara cepat dan terampil. Contoh itemnya antara lain menyuruh subyek
memasukkan sejumlah jarum yang ukurannya berbeda-beda ke dalam plat baja
berlubang-lubang sesuai degan ukurang jarum-jarum tersebut secara cepat dan
tepat.
Tes ini
merupakan tes tindakan dan dilaksanakan secara individual. Skor yang diperoleh
dalam tes ini dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan seseorang dalam
reparasi radio, reparasi jam dan sejenisnya.
c. Musical
aptitude test
Aspek yang
diukur dalam tes ini adalah kemampuan membedakan tinnggi nada, kemampuan
membedakan intensitas nada, kemampuan membedakan panjang pendek nada, dan
kemampuan untuk menafsirkan apakah dua buah irama yang diperdengarkan itu
berbeda atau tidak.
d. Horn
art aptitude test
Tes ini
diterbitkan oleh C.H. Stoelting Co. Pada tahun 1951. Tes ini terdiri dari
pasangan-pasangan gambar. Gambar yang satu dibuat lebih artistik dari gambar
yang lainnya. Subyek disuruh memilih mana gambar yang lebih artistik.
e. Minnesota
vocational test for clerical worker
Tes ini
diterbitkan pada tahun 1933. Tes ini terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk
pasangan angka-angka, dan bentuk pasangan nama-nama. Subjek disuruh menentukan
apakah pasangan-pasangan tersebut sama atau berbeda.
Tujuan dari tes
ini adalah untuk meramalkan kemampuan seseorang memangku jabatan administrasi,
tukang ketik, pemegang buku, stenografis dan sebagainya.
E.
Penggunaan
Tes Bakat
Menurut Dewa
Ketut Sukardi (1997: 109) bakat
atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekai
digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan
bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan khususnya dalam rangka program
layanan bimbingan karir, umumnya dalam program layanan bimbingan dan konseling
di sekolah, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemampuan individu
siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemahaman diri) terutama
bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan keputusan
kariernya di masa depan.
KEPUSTAKAAN
A.
Muri Yusuf. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang:
UNP Press.
Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Dewa Ketut Sukardi. 1997. Analisis
Tes Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Wayan Nurkancana. 1993. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha
Nasional.
Perwiradara.
2017. Konsep Bakat dan Tes Bakat. http://robikanwardani.blogspot.co.id. Diakses 30
Oktober 2017.
Robert
L. Gibson & Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan
dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
The Biggest Casino in the World: Las Vegas, NV - DRMCD
BalasHapusThe 상주 출장샵 Biggest Casino in 의정부 출장마사지 the World: Las Vegas, NV. Built 의정부 출장샵 by The Venetian Group, The Biggest Casino in the World: Las Vegas, Nevada. 화성 출장안마 Located in 광주광역 출장안마 the center of Las Vegas
joya shoes 455o8cynyg044 outdoor,INSOLES,Joya Shoe Care,walking,fashion sneaker,boots joya shoes 734d1mcriq962
BalasHapus