HIPOTESIS PENELITIAN KUANTITATIF
A.
Pengertian
Hipotesis
Secara etimologi, hipotesis adalah perpauduan dua kata yakni hypo dan thesis. Hypo artinya
kurang dari dan thesis artinya
pendapat atau thesa. Oleh karena itu
secara harfiah hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang belum
merupakan suatu thesa; suatu
kesimpulan sementara; suatu pendapat yang belum final; karena harus dibuktikan
kebenarannya (dalam A. Muri Yusuf, 2012: 129).
Berikut dikemukakan beberapa pengertian hipotesisi
penelitian menurut para hali:
1.
A.Muri Yusuf (2012: 129) mengemukakn hipotesis
adalah suatu dugaan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya melalui
penyelidikan ilmiah. Hipotesis dapat juga dikatakan kesimpulan sementara, yang
merupakan suatu konstruk yang perlu dibuktikan.
2.
Menurut Nachmias (dalam A.Muri
Yusuf, 2012: 129) hipotesis merupakan jawaban tentative terhadap
masalah-masalah penelitian. Jawaban itu dinyatakan dalam bentuk hubunggan antar
variable bebas dan terikat.
3.
Frankel dan Wallen menyatakan
bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan kira-kira atau suatu dugaan sementara
mengenai hubungan antara dua variable atau lebih variable (dalam A.Muri Yusuf,
2012: 130).
4.
Burhan Bungin
(2005: 86) mengartikan hipotesis sebagai suatu kesimpulan yang masih kurang
atau kesimpulan yang masih belum sempurna dengan membuktikan kebenaran
hipotesis itu melalui penelitian.
5.
Lina Miftahul
Jannah (2012: 76) juga mengemukakan hipotesis sebagai proposisi yang akan diuji
keberlakukannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu
variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal dengan hipotesis
kausal/sebab akibat yang memiliki ciri sebagai berikut.
a.
Sekurang-kurangnya
mengandung dua variabel
b.
Menggambarkan
hubungan sebab-akibat
c.
Dapat
memprediksikan hasil yang akan terjadi
d.
Berkaitan
logis dengan pertanyaan penelitian, dan
e.
Dapat
dibuktikan keberlakuan/tidakkeberlakukannya.
B.
Hubungan Teori
dengan Hipotesis
Dalam
penelitian, teori memegang peranan yang sangat berarti dan menentukan dalam
setiap langkah penelitian. Teori merupakan pegangan pokok dalam menentukan
setiap unsur penelitian, mulai dari penentuan masalah sampai dengan penyusunan
laporan penelitian. Dalam menentukan masalah, peneliti terlebih dahulu
berpaling berpaling pada teori yang ada, membaca kembali temuan-temuan
penelitian dan kelemahan-kelemahan yang ada, memperhatikan realita dalam
masyarakat dan kemudian merumuskan dalam bentuk masalah baru yang akan dikaji
secara ilmiah dalam penelitian. Sedangkan hipotesis merupakan dugaan yang kuat
atau jawaban yang bersifat tentative terhadap suatu masalah. Dugaan yang kuat
atau tentative tidak mungkin mendekati kebenaran kalau dasar perumusan tidak
kuat. Adalah mustahil terjadi penalaran yang kuat, kalau tidak didukung oleh
teori yang benar sesuai dengan aspek yang diteliti (A.Muri Yusuf, 2012:
134-135).
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa penyusunan hipotesis didasarkan pada kerangka teori
atau dengan kata lain berdasarkan latar belakang teoritis maka memungkikan
seorang peneliti untuk membuat prediksi tentang hipotesis.
C.
Jenis Hipotesis
Jacob Vredenbregt (dalam Burhan Bungin, 2005:89) membedakan hipotesis dalam
tiga jenis, yaitu:
1.
Hipotesis universal
Hipotesis universal dapat dicontohkan sebagai berikut: semua orang yang
berasal dari daerah konflik di Indonesia mengalami hambatan-hambatan psikologis
dalam berinteraksi dengan orang lain sebagai pengalaman masa lalunya. Semua
orang Aceh antimiliterisme, semua jenis buaya adalah biantang buas. Berdasarkan
stetmen ini, kemudian diuji atau diramalkan, apakah benar semua orang yang
berasal dari daerah konflik di Indonesia memiliki hambatan psikologis dalam
berinterakksi dengan orang lain. Semua orang Aceh antimiliterisme, dan semua
jenis buaya adalah binatang buas.
2.
Hipotesis
eksistensial
Hipotesis ekksistensial mempunyai bentuk dasar bahwa paling sedikit ada
satu satuan dalam universum X dan Y. Contohnya dengan menggunakan prognosis (ramalan) memang ada, artinya
paling sedikit satu orang dari kalangan pemirsa televisi dapat menebak dengan
benar kuis olahraga yang ditanyangkan televisi tersebut dengan benar, jika kita
berangkat dari hipotesis nol, maka ramalannya adalah tidak seorang pemirsa pun
yang dapat menebak kuis olahraga dengan benar. Kemudia kita mencari kasus yang
mengingkari ramalan tersebut atau hipotesis nol tersebut.
3.
Hipotesis
probabilitas
Sedangkan hipotesis probabilitas mempunyai bentuk dasar abstrak. Hipotesis
ini didasarkan atas pengujian sampel, yang memakai penegasan kriteria yang
diatur menurut konvensi (perjanjian). Hasil hipotesis ini senantiasa membawa
resiko-resiko kemungkinan tertentu.
Burhan Bungin (2005:89) juga mengemukakan jenis hipotesis yaitu:
1.
Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol sering juga disebut dengan hipotesis
statistik yaitu hipotesis yang diuji dengan statistik. Hipotesis ini mempunyai
bentuk dasar atau memiliki statement
yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti, atau variabel
independen X tidak mempengaruhi variabel independen Y.
Hipotesis nol ini dibuat dengan kemungkinan yang besar
untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti apabila hipotesis itu ditolak, maka
disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel Y.
2.
Hipotesis
Alternatif (HA)
Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila
ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan
ada hubungan, yang berarti ada signifikansi hubungan antara variabel independen
X dan variabel dependen Y.
Hipotesis alternatif dapat dipisahkan lagi menjadi dua
bentuk, yaitu:
a.
Hipotesis
alternatif terarah
Hipotesis ini
menyatakan arah interaksi yang searah atau kebalikan hubungan signifikansi dari
dua variabel. Contohnya: “semakin positif persepsi pengguna merek oli JJ, maka
semakin tinggi pula tingkat penggunaan oli merek JJ tersebut”.
b.
Hipotesis
alternatif tidak terarah
Hipotesis ini
tidak menyatakan arah interaksi yang serah atau arah dari hubungan signifikansi
antara dua atau lebih variabel. Contohnya: “ada hubungan semakin tinggi kadar
keagamaan seseorang semakin rendah keinginan orang tersebut terhadap hal-hal
bersifat kebendaan”.
3.
Hipotesis Kerja (HK)
Hipotesis kerja adalah hipotesis spesifik yang dibangun
berdasrkan msalah-masalah khusus yang diuji. Hipotesis HK ini digunakan untuk
mempertegas hipotesis H0 atau Ha dalam statement yang lebih spesifik pada
parameter indikator tertentu pada variabel yang dihipotesiskan. Contohnya pada
Ho berbunyi: “tidak ada hubungan antara mobilitas sosial dengan pandangan
politik masyarakat”, maka hipotesis Hk dapat dibangun dengan statement: (a)
“tidak ada hubungan antara perubahan status pekerjaan dan pandangan poloitik seseorang”.
(b) “tidak ada hubungan antara gerak kepindahan fisik dan pandangan politik
seseorang”. Hal yang sama juga terjadi apabila pada suatu peneltian, peneliti
menggunakan hipotesis Ha.
D.
Kriteria
Penyusunan Hipotesis
Ada beberapa kesalahan yang
sering ditemukan dalam pembuktian suatu hipotesis dalam penelitian, yaitu
(A.Muri Yusuf,2012: 137):
1.
kesalahan tipe pertama adalah
terima hipotesis yang sebenarnya harus ditolak, sedangkan
2.
kesalahan tipe dua adalah
menolak hipotesis yang seharusnya diterima
3.
kesalahan tipe tiga yaitu
pembuktian secara benar tetapi masalah yang salah.
A.Muri Yusuf (2012: 137-139)
mengemukakan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam perumusan dan
penyusunan hipotesis secara benar:
1.
hipotesis hendaklah menyatakan
hubungan dua variable atau lebih
contoh: variable I kebodohan dan variable II kemiskinan
dari kedua variable tersebut dapat dirumuskan hipotesis:
-
terdapat hubungan yang berarti
antara kebodohan dengan kemiskinan
-
makin bodoh seseorag makin
miskin hidupnya.
2.
variable-variabel dalam
hipotesis harus jelas secara konseptual
Dari contoh sebelumnya, maka harus jelas:
- kapan
seseorang dikatakan miskin dan apa kriteria kemiskinan.
- apakah yang
dimaksud dengan kebodohan? apakah seseorang yang tidak tamat sd dapat dikatakan
bodoh ataukah seseorang yang tidak pandai tulis baca?
- bagaimana hubungan kemiskinan
dengan kebodohan?
3.
dapat diuji secara empiris
4.
hipotesis hendaklah spesifik
5.
hipotesis yang disusun
hendaklah dapat dibuktikan dengan teknik yang tersedia
6.
hipotesis hendaklah bersumber
dari atau dihubungkan dengan teori
7.
hipotesis adalah bebas
nilai-nilai
8.
hipotesis hendaklah diruskan
dalam bentuk pernyataan, sederhana dan operasional.
Hipotesis dapat disusun dengan dua
pendekatan, yaitu:
1.
penyusunan hipotesis secara
deduktif ditarik dari teori. Suatu teori terdiri atas proposisi-proposisi,
sedangkan proposisi menunjukkan hubungan antara dua konsep. Proposisi ini
merupakan postulat-postula yang dari padanya disusun hipotesis.
2.
penyusunan hipotesis secara
induktif bertolak belakang dari pengamatan empiris.
KEPUSTAKAAN
A.Muri Yusuf. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan Penelitian Gabungan.Padang: UNP Press.
Burhan Bungis. 2005. Metode
Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Lina Miftahul Jannah. 2012. Metode Penelitian Kunatitatif. Jakarta: Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar