Jumat, 20 September 2019

HIPOTESIS PENELITIAN

HIPOTESIS PENELITIAN KUANTITATIF

A.    Pengertian Hipotesis
Secara etimologi, hipotesis adalah perpauduan dua kata yakni hypo dan thesis. Hypo artinya kurang dari dan thesis artinya pendapat atau thesa. Oleh karena itu secara harfiah hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang belum merupakan suatu thesa; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat yang belum final; karena harus dibuktikan kebenarannya (dalam A. Muri Yusuf, 2012: 129).
Berikut dikemukakan beberapa pengertian hipotesisi penelitian menurut para hali:
1.      A.Muri Yusuf (2012: 129) mengemukakn hipotesis adalah suatu dugaan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah. Hipotesis dapat juga dikatakan kesimpulan sementara, yang merupakan suatu konstruk yang perlu dibuktikan.
2.      Menurut Nachmias (dalam A.Muri Yusuf, 2012: 129) hipotesis merupakan jawaban tentative terhadap masalah-masalah penelitian. Jawaban itu dinyatakan dalam bentuk hubunggan antar variable bebas dan terikat.
3.      Frankel dan Wallen menyatakan bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan kira-kira atau suatu dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variable atau lebih variable (dalam A.Muri Yusuf, 2012: 130).
4.      Burhan Bungin (2005: 86) mengartikan hipotesis sebagai suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.
5.      Lina Miftahul Jannah (2012: 76) juga mengemukakan hipotesis sebagai proposisi yang akan diuji keberlakukannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal dengan hipotesis kausal/sebab akibat yang memiliki ciri sebagai berikut.
a.       Sekurang-kurangnya mengandung dua variabel
b.      Menggambarkan hubungan sebab-akibat
c.       Dapat memprediksikan hasil yang akan terjadi
d.      Berkaitan logis dengan pertanyaan penelitian, dan
e.       Dapat dibuktikan keberlakuan/tidakkeberlakukannya.
B.     Hubungan Teori dengan Hipotesis
Dalam penelitian, teori memegang peranan yang sangat berarti dan menentukan dalam setiap langkah penelitian. Teori merupakan pegangan pokok dalam menentukan setiap unsur penelitian, mulai dari penentuan masalah sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Dalam menentukan masalah, peneliti terlebih dahulu berpaling berpaling pada teori yang ada, membaca kembali temuan-temuan penelitian dan kelemahan-kelemahan yang ada, memperhatikan realita dalam masyarakat dan kemudian merumuskan dalam bentuk masalah baru yang akan dikaji secara ilmiah dalam penelitian. Sedangkan hipotesis merupakan dugaan yang kuat atau jawaban yang bersifat tentative terhadap suatu masalah. Dugaan yang kuat atau tentative tidak mungkin mendekati kebenaran kalau dasar perumusan tidak kuat. Adalah mustahil terjadi penalaran yang kuat, kalau tidak didukung oleh teori yang benar sesuai dengan aspek yang diteliti (A.Muri Yusuf, 2012: 134-135).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyusunan hipotesis didasarkan pada kerangka teori atau dengan kata lain berdasarkan latar belakang teoritis maka memungkikan seorang peneliti untuk membuat prediksi tentang hipotesis.





C.    Jenis Hipotesis
Jacob Vredenbregt (dalam Burhan Bungin, 2005:89) membedakan hipotesis dalam tiga jenis, yaitu:
1.      Hipotesis universal
Hipotesis universal dapat dicontohkan sebagai berikut: semua orang yang berasal dari daerah konflik di Indonesia mengalami hambatan-hambatan psikologis dalam berinteraksi dengan orang lain sebagai pengalaman masa lalunya. Semua orang Aceh antimiliterisme, semua jenis buaya adalah biantang buas. Berdasarkan stetmen ini, kemudian diuji atau diramalkan, apakah benar semua orang yang berasal dari daerah konflik di Indonesia memiliki hambatan psikologis dalam berinterakksi dengan orang lain. Semua orang Aceh antimiliterisme, dan semua jenis buaya adalah binatang buas.
2.      Hipotesis eksistensial
Hipotesis ekksistensial mempunyai bentuk dasar bahwa paling sedikit ada satu satuan dalam universum X dan Y. Contohnya dengan menggunakan prognosis (ramalan) memang ada, artinya paling sedikit satu orang dari kalangan pemirsa televisi dapat menebak dengan benar kuis olahraga yang ditanyangkan televisi tersebut dengan benar, jika kita berangkat dari hipotesis nol, maka ramalannya adalah tidak seorang pemirsa pun yang dapat menebak kuis olahraga dengan benar. Kemudia kita mencari kasus yang mengingkari ramalan tersebut atau hipotesis nol tersebut.
3.      Hipotesis probabilitas
Sedangkan hipotesis probabilitas mempunyai bentuk dasar abstrak. Hipotesis ini didasarkan atas pengujian sampel, yang memakai penegasan kriteria yang diatur menurut konvensi (perjanjian). Hasil hipotesis ini senantiasa membawa resiko-resiko kemungkinan tertentu.



Burhan Bungin (2005:89) juga mengemukakan jenis hipotesis yaitu:
1.    Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol sering juga disebut dengan hipotesis statistik yaitu hipotesis yang diuji dengan statistik. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel  Y yang akan diteliti, atau variabel independen X tidak mempengaruhi variabel independen Y.
Hipotesis nol ini dibuat dengan kemungkinan yang besar untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti apabila hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel Y.
2.      Hipotesis Alternatif (HA)
Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti ada signifikansi hubungan antara variabel independen X dan variabel dependen Y.
Hipotesis alternatif dapat dipisahkan lagi menjadi dua bentuk, yaitu:
a.       Hipotesis alternatif terarah
Hipotesis ini menyatakan arah interaksi yang searah atau kebalikan hubungan signifikansi dari dua variabel. Contohnya: “semakin positif persepsi pengguna merek oli JJ, maka semakin tinggi pula tingkat penggunaan oli merek JJ tersebut”.
b.      Hipotesis alternatif tidak terarah
Hipotesis ini tidak menyatakan arah interaksi yang serah atau arah dari hubungan signifikansi antara dua atau lebih variabel. Contohnya: “ada hubungan semakin tinggi kadar keagamaan seseorang semakin rendah keinginan orang tersebut terhadap hal-hal bersifat kebendaan”.


3.      Hipotesis Kerja (HK)
Hipotesis kerja adalah hipotesis spesifik yang dibangun berdasrkan msalah-masalah khusus yang diuji. Hipotesis HK ini digunakan untuk mempertegas hipotesis H0 atau Ha dalam statement yang lebih spesifik pada parameter indikator tertentu pada variabel yang dihipotesiskan. Contohnya pada Ho berbunyi: “tidak ada hubungan antara mobilitas sosial dengan pandangan politik masyarakat”, maka hipotesis Hk dapat dibangun dengan statement: (a) “tidak ada hubungan antara perubahan status pekerjaan dan pandangan poloitik seseorang”. (b) “tidak ada hubungan antara gerak kepindahan fisik dan pandangan politik seseorang”. Hal yang sama juga terjadi apabila pada suatu peneltian, peneliti menggunakan hipotesis Ha.
D.    Kriteria Penyusunan Hipotesis
Ada beberapa kesalahan yang sering ditemukan dalam pembuktian suatu hipotesis dalam penelitian, yaitu (A.Muri Yusuf,2012: 137):
1.      kesalahan tipe pertama adalah terima hipotesis yang sebenarnya harus ditolak, sedangkan
2.      kesalahan tipe dua adalah menolak hipotesis yang seharusnya diterima
3.      kesalahan tipe tiga yaitu pembuktian secara benar tetapi masalah yang salah.
A.Muri Yusuf (2012: 137-139) mengemukakan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam perumusan dan penyusunan hipotesis secara benar:
1.      hipotesis hendaklah menyatakan hubungan dua variable atau lebih
      contoh: variable I kebodohan dan variable II kemiskinan
     dari kedua variable tersebut dapat dirumuskan hipotesis:
-    terdapat hubungan yang berarti antara kebodohan dengan kemiskinan
-    makin bodoh seseorag makin miskin hidupnya.
2.      variable-variabel dalam hipotesis harus jelas secara konseptual
Dari contoh sebelumnya, maka harus jelas:
-   kapan seseorang dikatakan miskin dan apa kriteria kemiskinan.
-   apakah yang dimaksud dengan kebodohan? apakah seseorang yang tidak tamat sd dapat dikatakan bodoh ataukah seseorang yang tidak pandai tulis  baca?
- bagaimana hubungan kemiskinan dengan kebodohan?

3.      dapat diuji secara empiris
4.      hipotesis hendaklah spesifik
5.      hipotesis yang disusun hendaklah dapat dibuktikan dengan teknik yang tersedia
6.      hipotesis hendaklah bersumber dari atau dihubungkan dengan teori
7.      hipotesis adalah bebas nilai-nilai
8.      hipotesis hendaklah diruskan dalam bentuk pernyataan, sederhana dan operasional.
Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yaitu:
1.      penyusunan hipotesis secara deduktif ditarik dari teori. Suatu teori terdiri atas proposisi-proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan hubungan antara dua konsep. Proposisi ini merupakan postulat-postula yang dari padanya disusun hipotesis.
2.      penyusunan hipotesis secara induktif bertolak belakang dari pengamatan empiris.





KEPUSTAKAAN
A.Muri Yusuf. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.Padang: UNP Press.
Burhan Bungis. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Lina Miftahul Jannah. 2012. Metode Penelitian Kunatitatif. Jakarta: Grafindo Persada.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar