Jumat, 20 September 2019

Populasi dan sampel


POPULASI DAN SAMPEL; MENENTUKAN BESARNYA SAMPEL;
MENENTUKAN CARA PENARIKAN SAMPEL


A.    Populasi dan Sampel
Menurut John W. Creswell (2012: 1289) populasi adalah sekelompok individu yang memiliki ciri-ciri khusus yang sama. Contohnya seluruh guru merupakan populasi guru, seluruh siswa merupakan populasi siswa. Ditinjau dari referensi yang berbeda, A.Muri Yusuf (2013: 143) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan atribut; dapat berupa manusia, objek atau kejadian yang menjadi fokus penelitian.
Berikut beberapa karakteristik populasi:
1.      Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan
2.      Dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu daerah/area tertentu yang telah ditetapkan
3.      Merupakan batas-batas yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu
4.      Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.
Sampel adalah keseluruhan dari partisipan yang akan diteliti. Sedangkan sampel menurut John W. Creswell (2012: 1298) adalah sub kelompok dari sebagian populasi target yang direncanakan untuk diteliti oleh peneliti dengan maksud membuat generalisasi tentang populasi target. Dapat dipahami bahwa, sampel adalah perwakilan dari populasi yang akan menjadi objek penelitian. Menurut A.Muri Yusuf (2013: 143) sampel adalah sebagian dari objek, manusia atau kejadian yang mewakili populasi. Perhatikan gambar berikut:

Gambar 1. Populasi dan sampel
Berikut beberapa ciri-ciri sampel yang baik:
1.      Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dengan benar
2.      Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi
3.      Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

B.     Menentukan Besarnya Sampel
Dalam hal menentukan ukuran/jumlah sampel akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1.      Derajat keseragaman dari populasi
Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna (completely homogenous), maka satu satuan elementer saja dari seluruh ppulasi itu sudah cukup refresentatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak seragam (completely heterogenous), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang refresentatif.
2.      Presisi yang dikehendaki dari penelitian
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar ukuran sampel yang harus diambil, dan sebaliknya semakin rendah tingkat presisi yang dikehendaki maka semakin kecil ukuran sampel yang diperlukan. Jadi sampel yang besar cenderung memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai sesungguhnya (true value). Semakin besar ukuran sampel maka semakin kecil tingkat kesalahan yang terjadi
3.      Rencana analisa
Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah sampel tersebut menjadi kurang mencukupi. Misalnya peneliti ingin menghubungkan tingkat pendidikan responden dengan pemakaian alat kontrasepsi. Bila tingkat pendidikan responden dibagi / dirinci menjadi : tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, Belum tamat SMP, tamat SMA. Dan seterusnya, mungkin tidak cukup dengan mengambil 100 responden karena akan terdapat sel – sel dalam tabel yang kosong. Begitu juga untuk analisa yang menggunakan metode statistik yang rumit
4.      Tenaga , biaya dan waktu
Apabila diinginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu terbatas maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya akan menurun. Walaupun besarnya sampel didasarkan atas keempat pertimbangan di atas namun seorang peneliti harus dapat memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Jadi peneliti sendirilah yang menentukan tingkat presisi yang dikehendaki, dan selanjutnya berdasarkan presisi tersebut dapat menentukan besarnya sampel
Berikut ini rumus-rumus yang dapat digunakan dalam menentukan banyak/ besarnya sampel:
Rumus Slovin
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan 1%, 5%, 10%
Rumus Issac dan Michael
Keterangan
s   = Jumlah sample
N  = Jumlah populasi
 = Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%
d  = 0,05
P   = Q = 0,5
Rumus Sampling Fraction Per Cluster
Kemudian didapat besarna sample per cluster
ni = fi x n

Keterangan:
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub sampel




C.    Menentukan Cara Penarikan Sampel
Teknik sampling adalah teknik pengambilan atau penarikan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Taknik ini meliputi:
a.       Simple random sampling
è Dikatakan simple (sederhana) karena pegambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny.
b.      Proportional stratified random sampling
è Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
c.       Disproportionate stratified random sampling
è Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d.      Cluster sampling (area sampling)
è Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sasmpelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
2.      Non-probability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik swampling meliputi:


a.       Sampling sistematis
è Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampeln berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang berjumlah 100 orang, dari semua anggota tersebut diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel bisa diambil dar nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tetentu.
b.      Sampling kuota
è Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c.       Sampling insidental
è Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebasgai sumber data.
d.      Sampling purposive
è Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
e.       Sampling jenuh
è Sampling jenuh adalah teknik peentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila populasi relatif kecil., kurang dari 30 orang, atau penelitian yang akn membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.       Snowball sampling
è Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang lama kelamaan menjadi besar. Misalnya dalam penelitian pertama dipilih satu atau dua orang sebagai sampel, akan tetapi karena dari dua orang ini data yang diperoleh belum merasa lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan orang-orang sebelumnya.



KEPUSTAKAAN

A.Muri Yusuf. 2013. Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan). Padang: Universitas Negeri Padang Press.
Creswell, John W. 2012. Education Research Planing, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston: Pearson Education Inc.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar